Ada banyak kebisuan yang mewakili
jeritan perasaanku yang semakin agresif menyukaimu. Bukan. Mungkin aku telah
jatuh hati. Ya, jatuh hati lagi. Tapi, bukankah aku sendiri tahu bahwa jatuh
hati itu sakit? Entahlah. Mungkin aku bodoh, sakit termanis saat ini adalah
jatuh hati, bagiku.
Aku ingin tahu semua tentangmu.
Bagaimana langkahmu menuntun kita bertemu di hari itu. Bagaimana takdir
menyatukan kita. Bagaimana tatapan mata kita memiliki arti lain. Semua
berbicara tentang cinta.
Cinta. Lagi-lagi satu kata itu
muncul dalam lembaran baru dihidupku. Bagiku, cinta berbentuk abstrak. Karena
jika kau memandangnya dari segala sudut, nampaknya akan berbeda. Bagiku, cinta
seperti plastisin. Karena cinta mudah terbentuk maupun berubah bentuk,
tergantung bagaimana bentuk yang kau inginkan. Bagiku, cinta adalah sesuatu
yang invisible tetapi nyata kehadirannya. Kau hanya perlu menutup mata dan
mendengarkan detak jantungmu berdegup lebih cepat dari biasanya. Rasakan
bagaimana cinta menggelitik tawamu.
Berbicara tentang cinta, tak
luput dari kata-kata pahit yang mampu mengiris hati seperti; kecewa, cemburu,
hingga kembali lagi pada tahap dimana kau akan patah hati.
Adakah ilmu yang mempelajari
tentang cinta?
Bagaimana reaksi cinta berkerja
hingga membuatku mengulas senyum atau tawa ketika membaca pesan singkatmu. Bagaimana
ucapan 'selamat pagi' darimu seperti energi yang memasok hariku. Bagaimana
kata-kata romantis yang sering kau ucapkan membuatku meleleh atau bahkan
terbang tinggi.
Jangan salahkan aku jika aku
terbang jauh dan sulit untuk kembali. Aku ini wanita. Perasaanku terlalu sering
meletup-letup. Aku bahkan tidak bisa membatasi perasaanku yang semakin menjadi
padamu.
Naif. Sebut saja aku naif karena
menyembunyikan rasa ini darimu. Kebohongan terbesarku adalah tentang perasaanku
padamu. Lihai betul lidahku mengelak dengan mengatakan bahwa aku tidak menaruh
hati padamu. Aku hanya takut. Takut jika hatiku yang telah kusatukan setelah
patah- harus patah lagi. Untuk yang kesekian kalinya.
Kumohon, ketika aku berada sejauh
ini, jangan jatuhkan aku dari angkasa. Jangan dorong aku dari tebing. Jangan
berikan aku pernyataan yang seperti racun, mampu membunuhku. Aku sudah
terlanjur menyimpan sebuah harapan besar padamu. Itu semua ulahmu. Entah
bagaimana, semua tentangmu semakin menyerap kedalam hatiku.
Sekali lagi, bungkam menjadi
pilihanku untuk menyembunyikan kekecewaanku suatu hari nanti. Karena aku tahu,
aku sadar pada akhirnya nanti, aku akan terjatuh dari angkasa. Pupus bersama
harapanku untuk bisa bersamamu. Karena, "kita" hanyalah mimpi besarku.