Rabu, 02 Oktober 2013

Harapan yang Membuatku Masih Terpaku



Dua minggu berlalu dengan penuh perjuangan untuk berpura-pura tegar. Berpura-pura menikmati rasa sakit yang semakin merenggut sebagian jiwa. Kenangan lalu masih saja menari dalam benakku. Kenangan yang terekam secara permanen oleh hati tanpa ada pilihan hapus untuk melupakannya. Sesekali, genangan air mata membekas diatas bantal ketika memori itu kembali memaksa untuk masuk.
Sudut bibir yang biasa tertarik keatas, perlahan lenyap. Aku menatap cermin dengan gamang, pikiranku bermain entah kemana. Bayangan gadis setinggi 155cm terpantul dengan jelas. Aku bahkan tidak mengenal siapa gadis itu. Mengapa pandangannya begitu kelam dan raut wajahnya menyiratkan kesedihan.
Gadis di dalam cermin bungkam. Matanya cekungnya menerawang antara masa lalu dan masa depan. Antara mimpi dan kenyataan. Antara perjuangan dan kepasrahan.
Gadis berambut sebahu itu menarik nafas dalam. Matanya terpejam. Pelipisnya berkedut semakin kencang. Perlahan, butiran bening mengalir dari sudut matanya. Aku bahkan tidak mengenal gadis itu. Yang aku tahu bahwa gadis itu adalah aku.
Begitu seterusnya. Aku meringkuk di sudut kamar hanya untuk membenamkan diri dari rasa nyeri. Aku tertidur hanya untuk mengalihkan dunia nyata yang pahit. Aku seperti pengecut. Gadis yang lemah. Aku lari dari kenyataan. Menangisi seuatu yang telah hilang. Menyesali sesuatu yang sudah terjadi. Aku mencoba mengikhlaskan walaupun hasilnya  tidak seberapa. Setidaknya, aku berusaha.
Aku menoleh kebelakang untuk melihat coretan hitam dan merah yang kuperbuat pada album kita. Terlalu banyak coretan yang kuperbuat hingga tulisan indah kita mampu tertutupi tinta merah dan hitam. Kau mengerti? Sehingga, kamu tidak mampu lagi melihat hal indah tentang kita.
Meski aku meminta, menangis, dan merontamu untuk melihat sedikit perubahan yang kulakukan pada diriku sendiri, apa kamu akan kembali? Aku bahkan tidak tahu mengapa aku masih diam. Aku tidak berjalan untuk kembali bahkan, tidak juga berjalan untuk maju. Lantas apa yang aku tunggu? Harapan adalah satu-satunya yang membuatku masih terpaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar