Selasa, 15 Oktober 2013

Aku Tak Banyak Tahu Tentangmu, Seperti Dulu.

Bertanya, tak membuahkan hasil. Bungkam pun menyakitkan.

Ada banyak hal yang membuat aku dan kamu menjadi kita. Bahkan, kita mampu terurai kembali menjadi aku dan kamu. Dua insan berbeda yang berusaha menentang takdir. Atau mungkin, hanya aku yang berpeluh berusaha menyobek kertas takdir- yang mengatakan kita akan terurai. Air mata membasahi kertas takdir itu, tapi tak mampu menghapusnya. Justru, memperburuk.

Aku mulai terbiasa. Terbangun tengah malam dan menyadari bahwa aku kembali seorang diri. Kenangan kembali menyeruak masuk. Sesak didada kembali menyerang. Butir bening terus mengalir dari kedua mata. Akankah seperti ini terus menerus?

Apa yang menghalangi aku dan kamu kembali menjadi kita? Apakah sesuatu yang disebut orang ketiga. Tidak, kurasa kamu bukan orang seperti itu. Kamu tidak pernah berfikiran buruk terhadapku. Jadi, mengapa aku harus memikirkan hal-hal buruk yang membuatku semakin nelangsa.

Akankah aku masih tetidur pulas dengan kening berkerut tengah memikirkan sesuatu yang sulit. Akankah aku masih tertidur hingga detik ini. Akankah ini mimpi burukku yang terlihat nyata.

Sleep paralysis biasanya menyapaku dua kali sebulan. Biasanya, aku akan mengirimkan pesan singkat bahwa aku terbangun. Betapa berbedanya dengan keadaan sekarang. Kamu bahkan tidak perduli lagi. Dan kamu sendiri yang mengatakan bahwa kamu tidak bisa memberikanku perhatian untuk perduli.

Ada apa? Apakah bumi baru saja berputar 180 derajat dalam sedetik dan merusak susunan tata surya?
Apa yang salah denganku. Apa yang salah dengan semuanya. Aku bahkan rela menjadi cermin untuk bercermin padahal aku adalah cermin. Kamu tahu betapa susahnya itu. Tapi aku melakukannya.

Jadi bagian mana yang perlu kucermini? Tidakkah itu cukup bagimu. Atau yang kamu cari adalah kesempurnaan? Oh Tuhan. Kemana arah semua ini berlayar. Aku hanya gadis biasa yang penuh dengan kekurangan. Bahkan aku kerap malu pada diriku sendiri atas apa yang kurang dari tubuhku. Dahulu, kamu menerima semuanya. Kamu menerimaku satu paket.
Aku bukan gadis tinggi, berambut panjang, kulit putih, dengan penuh talenta. Seperti itukah yang kamu cari?
Hanya kamu yang tahu. Karena aku tidak lagi banyak tahu tentangmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar