Senin, 20 Agustus 2012

4 Bulan, 4 Hari, 9 Jam, 55 Menit.

Gunung rinjani dan bunga edelwis, ketika semuanya mulai jelas berubah

bunga edelwis untuknya



Namaku Melinda. Panggil aku linda. Aku adalah murid SMAN MATARAM. Aku bukan orang yang sempurna. Aku sama seperti orang lainnya yang kadang memiliki masa lalu suram yang sulit dilupakan. Yah masa lalu terkadang menyakitkan tapi terkadang memberi pengalaman luas untuk orang tersendiri. Aku lupa bagaimana pengalaman hidupku ketika SD, entah aku lupa atau melupakannya. Sekarang aku tahu, yah aku melupakannya. Ingin rasanya aku berlari kepelukan ibuku ketika temanku melemparkan kapur putih ke wajahku, ingin rasanya aku menangis ketika temanku menuduhku mencontek ketika aku tidak melakukannya. aku diam, entah mengapa aku terlalu menghormati mereka. Aku hanya ingin punya banyak teman. Bahagianya aku ingat sahabatku ghea, nova dan dian. Yah aku rasa mereka tulus berteman denganku.
Disini aku menceritakan kisah masa laluku yang mungkin akan selamanya aku kubur dalam secarik kertas. Semua ini berawal dari bulan juli 2011, awal MOS.
Tentunya MOS SMA jauh berbeda dengan MOS SMP. MOS kali ini lebih tegas, menyeramkan dan tentunya menakutkan. Ketika MOS firewall ku adalah mbak Karen, kak adit dan kak deny, mereka semua baik. Bukan Cuma mereka, kak sinta juga baik. Ia tahu bahwa aku adalah adiknya mbak dewi, teman sekelasnya. Ia sering senyum padaku. Dan beberapa hacker lainnya yang galak, yah aku rasa mereka semua baik tetapi tugas mereka yang harus tegas membuat mereka terlihat sedikit galak. Hari-hari MOS aku lalui dengan perasaan senang, letih, penasaran, dan menegangkan.
4 juli 2011. Hari ini adalah penutupan MOS. Suasana terlihat lebih ramah dan ceria. Beberapa hari sebelumnya aku melihat kakak kelasku, aku rasa dia firewall dari kelas lain. Hari itu, diruang MGMP aku mendapat barisan duduk dibelakang dekat dengan kakak-kakak firewall yang mendampingi. Ketika aku menoleh kebelakang, mataku terpaku pada satu orang. Namanya adalah kak dimas. Aku senang melihat senyumnya hingga aku terus menghadap kebelakang tapi ketika ia mendapatiku sedang memperhatikannya aku gugup dan langsung hadap depan. Tak lama, aku menoleh lagi dan ternyata dia melihatku, dia tersenyum padaku. Sepanjang hari aku terus memperhatikannya dari kejauhan.
Penutupan MOS tahun ini sangat menghebohkan, hacker yang awalnya dikenal galak sekarang menjadi ramah. Kami semua bernyanyi, membuat barisan melingkar hingga siram-siraman. Rasanya aku tidak ingin pulang. MOS berakhir dengan acara foto-foto bersama. Awalnya aku hanya berfoto dengan teman-teman kelasku dan firewall lainnya. Aku terus berjalan dan mendapati kak dimas disampingku.. tepat disampingku. Entah apa yang merasukiku, aku langsung menarik tangannya.
“Kak fotoan ya?” aku berbicara gugup.
“Hah? Eh iya.” Dia tersenyum padaku.
Hari itu aku benar-benar bahagia, hari dimana aku foto dengannya, hari dimana aku bicara langsung dengannya. Hari tak pernah begitu indah sebelumnya. Aku merindukan hari itu.
*****
Keesokan harinya, aku bercerita tentang hari indah itu kepada teman-teman baru dikelas baru pula. Dan ternyata kak dimas adalah teman sekelas kakak perempuanku, dewi.
“Kak dimas itu temen kakak aku loh.” Aku bercerita dengan penuh semangat
“Oh ya? Kak dimas itu sering main kerumah aku. Dia temen kakak aku di ekskulnya.” Kata temanku vira. Sebenarnya vira teman lamaku di SMP tapi dulu gak terlalu dekat. Hanya teman biasa.
“serius? Ih mau dong.”
“iya serius. Kan kakak kamu temennya kak dimas juga?”
“Iya sih tapi kan dia gak kerumah aku.”
“yeee…” teman-teman lainnya menyoraki aku.
Aku memiliki sahabat baru disini. Namanya dita dan vira. Dita adalah sahabat terdekatku dari SMP kelas 1. Dia teman dudukku sebangku semenjak kelas 1 hingga kini, orang tua kami juga sudah saling mengenal akrab. Dia sahabat terbaik untukku. Vira adalah temanku ketika SMP, dulu kami satu kelas tapi kami gak terlalu akrab.
Aku rasa hari ini adalah pertama kalinya aku sadar bahwa aku sudah mulai menyukai kak dimas. Aku selalu memperhatikannya dari jauh, dari kelasku tentunya. Ketika kak dimas mulai melihat, aku langsung pura-pura sibuk. Aku rasa hari-hariku sangat menyenangkan ketika mengagumi seseorang. Aku rajin kesekolah dengan niat belajar dan tentunya untuk melihat kak dimas. Aku ceria sepanjang hari.

*****
Tepatnya tanggal 20 juli 2011. Sekitar pukul 8 malam, aku hanya tiduran sambil bernyanyi. PR-ku sudah aku kerjakan sebelumnya jadi aku bisa sedikit bersantai. Tiba-tiba handphone-ku bergetar. Aku melihat nomor yang tertera tapi aku tidak mengenal nomor tersebut. Akhirnya aku membuka sms itu.
From   : 0855656***** 
               Linda ya?

          
To        : 0855656***
              Iya. Ini siapa?


From   : 0856565****


              ini kak dimas J

Aku membaca berulang-ulang sms itu, tentunya aku takut salah baca atau mengira bahwa aku ketiduran dan semua ini hanya mimpi. Tetapi itu nyata. Ya sms itu nyata!
Hariku berlanjut lebih bahagia dan aku lebih ceria. Bayangkan bagaimana rasanya ketika orang yang kau suka ternyata mengirimkan sms?
Kak dimas baik dan sopan. Semenjak kemarin malam, hampir setiap hari kami smsan. Mulai dari basa-basi hingga hal-hal penting lainnya. Tapi dia gak pernah menyinggung tentang pacar. Entahlah, aku sedikit berharap adanya pertanyaan itu.

*****
25 juli 2012, kak dimas ingin berbicara denganku. Akhirnya pulang sekolah dia menungguku di ruang biologi. Tanganku gemetar dan dingin, aku sangat gugup. Apakah wajahku kusam? Bagaimana kalau kak dimas gak suka aku? Aku terlalu sibuk memikirkan penampilan hingga akhirnya kak dimas memulai pembicaraan. Aku masih canggung berada dekat dengannya. Tapi aku bahagia. Sangat bahagia.
Aku bisa dekat dengan kak dimas, semua ini berkat sahabat-sahabatku. Aku bisa smsan dengan kak dimas, ini berkat bantuan dari vira. Sudah sebulan aku dekat dengan kak dimas.
“enak ya kamu dapet respon positif linda.” Kata vira.
“ih belum tentu vira. Aku gak yakin nih. Makin lama aku makin ragu. Aku takut kalau akhirnya gak kayak yang aku mau.”
“maksud kamu?”
“ya aku ngerasa walaupun aku sama kak dimas deket tapi ada jarak diantara kita.”
“Cuma perasaan kamu aja kali. Udah jangan dipikirin. Kita tetep dukung kamu.” Sahut dita menyemangatiku.
“kita tetep bantu kamu kok.” Vira memelukku.
“thanks ya.” Aku balas memeluknya.

*****
“linda masih deket sama dimas?” tiba-tiba mbak dewi bertanya dengan serius.
“iya kenapa mbak?” aku berharap akan ada hal indah yang ia katakan.
“gak ada sih. Tapi hampir temen sekelas mbak tau kalau ada yang lagi deket sama dimas, ya orang itu maksudnya kamu.”
Wajaku merah padam. Aku gak tau harus merespons apa. Apakah senang atau sedih atau bahkan menyesal ? “ih kok gitu? Siapa yang nyebarin?”
“nah mbak juga kurang tau sih.”

*****
Aku anak jurnalis. Aku mendapat tugas untuk mewawancarai kak novi ketua basket putri smala yang kebetulan teman sekelas kak dimas. Setelah selesai mewawancarai kak novi, aku duduk diluar bersama dita. Aku gak tahu bahwa dibelakangku ada kak dimas dan vira. Vira mengembalikan buku yang ia pinjam.
“Oh yang ini pacarnya dimas?” sahut seseorang sambil menunjuk vira.
Vira langsung terkejut dan mengelak. “bukan kak. Yang ini nih.” Ia menunjukku. Aku langsung menutupi wajahku dengan jilbab.
“Oh ini pacarnya dimas.” Sambil melihatku. Kak dimas hanya diam tersenyum dibelakang.
“bukan kak, aku bukan pacarnya kak dimas.” Aku berusaha mengelak, aku gak mau punya urusan panjang dengan kakak kelas. Tetapi kakak tadi malah memanggil teman-teman lainnya. Aku melihat mbak dewi disana, ia hanya diam. Kakak-kakak yang ingin tau siapa yang dikira pacarnya kak dimas langsung keluar dan melihatku.
“Oh ini pacarnya. Cie dimas. Eh ini kan adiknya dewi?” ternyata kak sinta yang datang.
Semenjak kejadian itu, banyak yang mengira aku pacaran dengan kak dimas. Aku menjelaskan bahwa aku Cuma dekat saja. Banyak yang suka dan pasti ada juga yang gak suka aku dekat dengan kak dimas. Permasalahan itu muncul perlahan. Bagaimana hidupku yang ceria berubah menjadi penuh airmata dan aku rasa sakit hati.

*****
Aku di agustus. Bagaimana rasanya ketika tahu temanmu sendiri menyukai orang yang kau suka? Atau mungkin sayang? Aku gak tahu bagaimana semua ini berjalan berdasarkan feeling. Dari awal aku melihat temanku mira, aku merasa ada yang aneh. Aku pernah bilang ke vira dan dita bahwa berdasar feeling-ku, mira menyukai kak dimas.
“Udah lah linda. Jangan jadiin beban. Dia kan gak kayak kamu yang udah deket 2 bulan? Smsan 2 bulan? Dan telfonan 2 bulan?” vira berusaha menghiburku ketika aku hanya  diam.
“tapi gimana kalau kak dimas suka sama mira? I’m nothing but she’s everything, vira.”
“linda, dia gak kayak kamu. Dia gak dapet respon positif kayak kamu. Pokoknya udah gak usah di perpanjang. Percaya deh!” sahut dita.
Setelah aku fikir, mereka benar juga. Mira belum pernah smsan, mira Cuma, lebih tepatnya “kagum”.

*****
20 agustus 2011. Malam ini, aku mengikuti buka bersama ekskul yang diketuai kak dimas. Kak dimas mengajakku untuk ikut buka bersama. Aku pergi bersama dita dan vira. Cuma kami bertiga yang bukan anggota disini. Ketika azan berkumandang, semua siap mengambil makanan pembuka untuk berbuka.
“makan yang banyak dek.” Aku menoleh dan mendapati kak dimas tersenyum padaku.
“eh.. i.. iya kak.” Aku gugup tetapi tetap membalas senyumnya.
Ketika aku sedang makan, kak dimas terlihat kebingungan memilih tempat dimana ia akan duduk. Kemudian ia berjalan perlahan. Berjalan kearahku. Hatiku berdetak kencang. Aku menoleh berpura-pura ketawa bersama dita, vira, dan yang lainnya.
Ia duduk tepat disebelahku!
Aku tersenyum. Aku bersorak dalam hati. Dia duduk tepat disebelahku. Malam semakin larut, aku memutuskan untuk pulang. Aku berjalan menuruni tangga aula dan ternyata kak dimas berjalan dibelakangku. Ia menemaniku.
“makasih udah dateng ya dek.” Lagi-lagi ia tersenyum membuatku salah tingkah.
“Iya sama-sama kak.” Aku tersenyum kikuk. Entah bagaimana tampangku kali ini.
“Hati-hati dijalan ya dek.”
“iya kak. Pulang dulu ya. Assalamualaikum.”
“inget hati-hati dek. Waalaikum salam.”

*****
Semakin lama, semakin banyak ujian yang menanti. 27 agustus 2011. Baru aku sadari semakin lama justru kak sinta juga semakin dekat dengan kak dimas. Terkadang aku berfikir mungkin karena mereka teman sekelas tapi rumor beredar bahwa kak sinta menyukai kak dimas. Dan semenjak hari ini, ketika aku menyapa atau tersenyum pada kak sinta, ia membuang muka. mungkin hanya perasaanku saja. Tetapi semakin lama, aku yang dulu lumayan dekat dengan kak sinta sekarang malah saling menjauh seperti musuh.
“Aku mundur aja deh ta. Aku gak bisa gini. Kali ini feeling aku, kak dimas suka deh sama kak sinta.”
“ah siapa bilang? Mereka Cuma deket karena temen sekelas aja.”
“linda, tetep berjuang! Semangat yah. Sabar. Kamu bisa kok.” Ujar vira.

*****
September. Bulan ini, kak dimas akan pergi beberapa hari mendaki gunung rinjani. Selama perjalanan kesana, kak dimas masih sering mengirim sms padaku.
H-3 kepulangannya. sehari sebelum hari ulang tahunnya, aku sibuk memikirkan apa yang bagus untuknya. Aku dan mbak dewi pergi ke sebuah distro di mall untuk mencarikannya sesuatu. Aku bingung memilih dan mengambilkannya sebuah kemeja coklat. Aku harap ia menyukainya.
Hari itu tiba, hari yang aku tunggu dan aku sesali. 12 september 2012.
Aku keluar kelas mencoba mencari-cari sosok kak dimas. Lama aku menunggu didepan ruang kwn sambil memeluk bingkisan kado untuk kak dimas, akhirnya dari kejauhan aku melihatnya.
Ya aku melihat kak dimas! Aku hendak berjalan namun langkahku terhenti, jantungku berdetak kencang, nafasku tersengal, tanganku bergetar, mataku berkaca-kaca. Yang aku lihat adalah kak dimas ditarik ketengah lapangan  oleh teman-temannya, dan disana ada seorang gadis yang menyukai kak dimas. Ternyata gadis itu adalah kak sinta. Aku tak sanggup menahan air mata. Aku memasukan bingkisan kado kedalam tasku. Pikiranku sudah kosong. Aku gak bisa mengingat semua lagi, atau mungkin aku tidak ingin mengingatnya. Aku berjalan pulang dan menahan rasa sakitnya. Aku berpura-pura tegar dihadapan teman-temanku tapi aku gagal. Terlalu sakit.
Sahabatku mengerti kondisiku saat ini, mereka membiarkan aku pulang dan beristirahat di rumah.

*****
Sebelum semua beakhir, kak dimas sempat mengajakku bicara.
“sebenarnya kakak juga sayang adik. Tapi kakak udah anggap adik sebagai adik kakak sendiri.”
Waktu itu aku bingung maksud dari perkataanya. Sekarang aku mengerti… sangat mengerti.
*****
8 November 2011. Aku datang sekolah dengan langkah ringan, mencoba melupakan dan mengikhlaskan semuanya. Pagi itu cerah sekali. Aku duduk bersama dita, vira dan iin di depan ruang sosiologi. Gak lama handphone-ku bergetar.
“Linda. Dimas pacaran sama sinta.” dari suara disebrang sana.
“Tau darimana?” aku masih berusaha tenang dihadapan teman-temanku.
“Ini nih, semua temen-temen mbak pada ngomong dikelas.” Kata mbak dewi.
“Oh iya dah.” Aku menutup pembicaraan. Duduk terdiam.
Sahabat-sahabatku menatapku khawatir. “Linda yang sabar. Linda kamu kuat!”
Aku masih diam. “linda…”
Mataku berkaca-kaca. Aku gak sanggup lagi berpura-pura, aku gak sanggup lagi menahan, dan aku gak sanggup lagi menjadi kuat seperti apa yang mereka katakan. Terlalu munafik membohongi perasaan sendiri. Setiap orang, yah kurasa semua orang akan sakit ketika ada di posisiku.
Aku menangis sekeras-kerasnya. Semuanya aku luapkan dipagi yang cerah itu. Aku memeluk iin. Hanya terisak dalam pelukan sahabat.
Semua kenangan itu kembali terngiang dalam benakku. Bagaimana senyum indah itu, bagaimana setiap pertemuan, bagaimana indahnya malam buka bersama itu, dan bagaimana sakitnya kekecewaan. Kini harus aku kubur dalam dengan susah payah.
Hari ini tepat 4 bulan 4 hari 9 jam 55 menit aku dekat dengan kak dimas. Aku percaya Allah adil. Aku percaya akan ada hari esok yang lebih baik. Aku percaya takdir…

*****
Hariku masih terngiang kenangan tetapi hari itu hadir seseorang yang membawa senyuman untukku. Seseorang yang aku kenal di tempat les. Namanya Prasetyo Ardianto. Aku masih ingat kesan pertama untuknya “Ini orang lucu. Asik banget.”
Lewat social network, twitter kami menjadi lebih dekat. Kemudian smsan, telponan dan segala-galanya. Aku juga sering curhat pada pras tentang kak dimas. Ia sangat mengerti kondisiku. Entah inikah yang Allah kirimkan untukku? Kak dimas dalam bentuk lain?
Aku suka dengan kepolosannya, ia berkata apa adanya tanpa ada yang ia tutupi. pras dewasa dan penyabar. Aku sadar sifat jelekku adalah mudah marah tetapi pras tetap mengerti, dia mengalah. Dia mengalah karena dia sayang padaku. Dan aku-pun sebaliknya…
Pras yang kini menjadi pacarku. Kini aku bahagia  Aku percaya takdir… aku percaya Allah Adil. Aku percaya semua punya hikmah. Setiap masalah selalu ada jalan keluarnya.

*****
Aku ikhlas kak dimas pacaran dengan kak sinta. Aku berterimakasih kepada kak dimas dan kak sinta yang mengajariku bagaimana menjadi lebih tegar. Aku berterimakasih kepada sahabat-sahabatku, dita, vira, dan iin yang menyediakan pelukan untuk isak tangisku. Aku berterimakasih kepada Allah yang memberikanku pelajaran dan memberikanku orang-orang special dalam hidupku.
Dan aku berterimakasih kepada pras, yang hadir dalam hidupku yang tak pernah sempurna. ia yang mengajariku untuk lebih bersikap dewasa, ikhlas dan tegar.
Hingga detik ini aku belum pernah berbicara lagi dengan kak dimas dan kak sinta. Semenjak kak dimas menghindar, aku memutuskan untuk mengganti nomor handphone dan menghindar. Aku terlalu takut untuk berbicara dengan mereka lagi. aku takut jika mereka bukanlah mereka yang aku kenal sebelum semua ini terjadi.
Dengan secarik ceritaku ini,
“kak dimas, aku minta maaf jika aku ada salah. Aku minta maaf untuk semua keegoisanku. Aku ikhlas kak dimas pacaran dengan kak sinta. Terimakasih.”
Terimakasih untuk segala-galanya.
Aku bahagia bersama orang yang seharusnya ada untukku. J
Dan aku bahagia melihat kak dimas bahagia bersama orang yang seharusnya ada untuk kakak.

-TAMAT-

Nama  : Rizkia Martinawati
Kelas   : X IPA 1
Absen  : 22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar